Utusan PBB Khawatir Kondisi Masa Depan Myanmar
NAYPDAW, – Utusan khusus PBB mengenai hak asasi manusia di Myanmar pada Selasa memperingatkan tentang kemungkinan pembalasan terhadap masyarakat yang ia temui selama kunjungan terakhirnya ke negara itu.
“Ada satu kata yang telah menggantung berat di pikiran saya selama kunjungan ini ,pembalasan,” kata Yanghee Lee dalam sebuah pernyataan setelah perjalanan 12 hari nya di Myanmar, demikian laporan worldbulletin.net.
“Saya sangat prihatin dengan orang-orang yang saya temui dan bicara dengannya, mereka kritis terhadap pemerintah, mereka membela dan mengadvokasi hak-hak orang lain dan mereka yang mengungkapkan pikiran dan pendapat mereka yang tidak sesuai dengan narasi dari orang-orang di posisi kekuasaan.”
Lee sangat khawatir tentang dimulainya kembali operasi keamanan dan laporan dari penangkapan sewenang-wenang di desa-desa yang dikunjunginya di Maungdaw, sebuah distrik di negara bagian Rakhine yang berbatasan dengan Bangladesh yang merupakan rumah bagi negara minoritas Muslim Rohingya.
Lee mengatakan situasi memburuk di negara bagian utara Kachin, tempat pemberontak etnis Kachin berjuang melawan pasukan pemerintah.
“Mereka di negara bagian Kachin memberitahu saya bahwa situasi sekarang lebih buruk dari pada setiap titik dalam beberapa tahun terakhir,” katanya.
“Sementara saya tidak bisa melakukan perjalanan ke daerah yang paling parah terkena dampak, situasi sekarang seperti bahkan di Myitkyina, ibukota negara bagian Kachin dan rumah bagi lebih dari 300.000 orang, warga takut. Dan sekarang berdiam saja di rumah setelah malam.”
Lee dijadwalkan akan memberikan laporan kepada Dewan HAM PBB pada bulan Maret nanti.
Source: muslimdaily.net